Soe, Faktahukumntt.com – 21 Juli 2022

Siklon Rossby yang melanda Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa waktu lalu menyisakan dampak yang luar biasa.

Di Desa Toineke Kecamatan Kualin salah satunya yang masih mengalami dampak tersebut.

Kondisi pemukiman warga desa yang terendam banjir sampai saat ini masih butuh uluran tangan Pemerintah.

Tanggap terhadap keluhan tersebut, Tim Satgas Penanggulangan Bencana Kementerian PUPR menyambangi lokasi bencana toineke (13/7) untuk berikan pasokan air minum bagi warga terdampak banjir karena kebutuhan air minum sangat tinggi.

Disampaikan oleh Tim Relawan Desa Imanuel Nuban bahwa kunjungan tersebut selama kurang lebih 5 hari

Pasokan air bersih oleh Satgas Kementerian PUPR

“Tanggal 6 juli tim dari Kementerian PUPR berkunjung ke lokasi, terkait kekurangan air bersih untuk memenuhi kebutuhan ini dan melihat langsung apakah ketersediaannya mampu untuk memenuhi kebutuhan seluruh warga. Karena sepanjang yg kami lihat sejak tahun 2000 Kementerian PUPR belum terlibat, jadi kami bersemangat untuk mendukung mereka. Pola pelayanan sudah kami nilai terhadap pihak – pihak yang menangani, khusus untuk tim dari PUPR kami antusias untuk bertindak sebagai relawan untuk melancarkan proses penyaluran bantuan. Dan penilaian kami bahwa pelayanan itu tepat sasaran,” ucap Banamtuan kepada faktahukumntt.com

Suply air bersih dengan sistim curah door to door, pada titik – titik yang bisa diakses oleh kendaraan tangki air yang tersebar di 4 Dusun di Desa Toineke

Sekitar 80 % warga mendapat pelayanan air bersih dalam waktu 5 hari terhitung tanggal 8 sampai 12 Juli 2022

Bahkan ada salah satu dusun yaitu dusun 03 persoalan air bersih ini bukan baru kali ini saja melainkan sudah sejak tahun 1990-an sudah kesulitan air bersih.

Dalam pelayanan dari Kementerian PUPR lebih memprioritaskan wilayah itu bahkan pelayanannya yang dilakukan sampai larut malam.

“Dengan melihat pola pelayanan yang begitu tulus, kami sebagai relawan juga tersentuh dengan hal itu, sehingga selama proses itu berjalan, ternyata seluruh masyarakat berharap agar pelayanan dari kementerian tetap berlanjut alasannya semua sumur yang digunakan oleh masyarakat selama ini sudah terkontaminasi dan tidak bisa dikonsumsi lagi. Dan ini menunjukkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan air bersih satu-satunya cara adalah membeli air eceran yang dijual,” sambungnya

Memanfaatkan sumur BWS bantuan Pemerintah sebagai sumber untuk memasok kebutuhan air warga, fasilitas air bersih tersebut yang tersedia dari delapan unit yang ada hanya satu unit saja yang bisa digunakan sebagai sumber pasokan air bersih dan didistribusikan kepada seluruh warga Desa Toineke

Salah satu warga terdampak mengatakan bahwa pelayanan demikian baru dirasakan oleh masyarakat sekitar.

Pelayanan pasokan air bersih selama lima hari tersebut dilanjutkan oleh Tim BPBD Kabupaten Timor Tengah Selatan dan melakukan pelayanan selama sehari.

Tim BPBD TTS bersama Relawan distibusi bantuan air bersih

Albertus Neolaka menyampaikan bahwa berdasarkan informasi yang diterimanya, Tangki BPBD tetap akan beroperasi di saat ada permintaan dari warga desa Toineke

“Sebagai masyarakat saat ini tidak hnya membutihkan pasokan air bersih namun kita butuh fasilitas sumber air bersih berupa sumur agar mampu melayani semua kebutuhan. Kami berharap agar bantuan fasilitas air bersih di tingkatkan baik itu bantuan dari kementerian maupun pihak lain yang berempati untuk melihat kondisi kami,” ungkap Neolaka

Mengingat kondisi menyeluruh di desa toineke sangat membutuhkan pasokan air bersih. Sebagian kecil berada di Dusun 1 dan Dusun 3 Desa Toineke.

Desa Toineke merupakan salah satu wilayah terdampak bencana banjir kurang lebih sejak tahun 2000 dan karena letaknya tidak jauh dari bibir pantai maka memungkinkan air sumur akan terasa asin.

Imanuel Banamtuan Relawan Tanggap Bencana Desa Toineke

Berdasarkan kajian sederhana tahun 2020 lalu yang dilakukan oleh Imanuel Banamtuan salah satu warga yang juga merupakan Relawan Tanggap Bencana Desa bahwa kondisi air sumur di Desa Toineke ada 3 macam yakni asin, payau dan tawar. Pengujian tersebut diambil dari 28 sampel dari semua sumur di desa toineke. Anehnya pada tahun itu, ada titik yang jaraknya 5 km dari pantai masih terasa asin diakibatkan karena kadar bomenya besar.

Dari hasil itu menjadi rujukan bahwa
Air bersih yang akan dikonsumsi warga sama sekali tidak ada.

Oleh karena itu mewakili seluruh warga, Imanuel Banamtuan menyampaikan keluhannya agar Pemerintah dalam hal ini bisa menyikapi untuk memberikan bantuan demi kebaikan masyarakat terdampak bencana

“Saya mewakili masyarakat Desa Toineke menyampaikan keluhan kami dan berharap didengar oleh pihak – pihak yang berkepentingan agar dapat menyalurkan bantuan pasokan air bersih karena masyarakan sangat kesulitan mengambil air minum. Beruntungnya satu sumur bantuan yang masih berfungsi bisa digunakan untuk mendapatkan air bersih,” harapnya

Banamtuan berharap mobil tangki air dari Kementerian PUPR maupun BPBD Kabupaten TTS atau jenis bantuan lainnya bisa direalisasikan untuk menolong mereka mengatasi dampak bencana. (Roni/FH)

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.