FHN, SoE – Suasana di SMP Negeri Satap Oelamasi, yang berlokasi di Desa Halmei, Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan terasa mencekam. Para guru, yang seharusnya merasa aman dan nyaman dalam menjalankan tugas mereka, justru dihantui rasa takut dan ketidakpastian. Ketakutan ini muncul dari sosok kepala sekolah, Ligus A.I. Beis, S.Pd. , Gr, yang dinilai otoriter dan kerap melontarkan kata-kata makian kepada guru bawahan.
Atas sikap sang kepala sekolah yang tak terpuji itu, para guru mengeluhkan sikapnya yang cenderung arogan dan tidak menghargai pendapat mereka. Setiap kali ada perbedaan pendapat, kepala sekolah langsung melontarkan kata-kata kasar dan makian. Bahkan, dalam beberapa kesempatan, kepala sekolah terkesan tidak profesional dengan menggunakan bahasa yang tidak pantas di lingkungan sekolah.
“Dia sering sekali marah-marah tanpa alasan yang jelas. Kata-kata kasar dan makian seringkali keluar dari mulut dia. Kehadiran dia sebagai kepala sekolah baru mau jalan satu tahun, namun sejak kehadiran dia di sana kami merasa tidak nyaman dalam bekerja, karena ada kesalahan sedikit dia selalu ancam kami untuk dipecat.” Ungkap sejumlah guru yang enggan disebutkan nama mereka, saat ditemui di Kota Soe, Senin, 3 Maret 2025
Situasi ini telah menciptakan suasana kerja yang tidak kondusif. Para guru merasa tertekan dan tidak berani berkreasi dalam menjalankan tugas mereka. Mereka lebih fokus untuk menghindari kemarahan kepala sekolah daripada fokus pada pengembangan kualitas pendidikan di sekolah.
“Kami ingin fokus mengajar dan mendidik anak-anak, tetapi suasana kerja yang tidak kondusif ini membuat kami sulit berkonsentrasi, Kami merasa terkekang dan tidak bisa mengembangkan potensi kami dengan baik dalam melakukan pembelajaran kepada para peserta didik.”ujar para guru itu
“Dia selalu melontarkan kata-kata yang kurang etis seperti : “bang***,” kepada saya, setelah itu dia ancam dengan kalimat: ” Lu di mana, beta akan cari lu sampai dapat.” Ungkapan inilah yang membuat saya dan juga kawan – kawan kurang nyaman sebagai seorang guru di lingkungan sekolah. Urai sang guru itu
Para guru itu juga menjelaskan bahwa kepala sekolah tidak mau melakukan penilaian terhadap SKP kami.
“Sekarang kami sementara mau mengisi SKP namun kepala sekolah tidak mau melakukan penilaian, oleh karena itu kami merasa memang sudah tidak nyaman.”terangnya
Para guru yang ditemui juga menjelaskan bahwa atas sikapnya yang arogan itu, kami (para guru) bersama ketua komite, dan juga sejumlah orang tua telah mengajukan surat penolakan atas dirinya.
“Kakak kami merasa sudah tak nyaman lagi kerja dibawah tekanan seperti ini, karena itu kami telah menghadap bapak Penjabat Bupati (Drs. Seperius Edison Sipa, M.Si, saat itu.Red.) dan kami sampaikan secara lisan, namun atas saran dari bapak penjabat harus buatkan dalam bentuk surat, karena itu kami para guru, ketua komite, dan juga sejumlah orang tua peserta didik telah membuat surat penolakan, dan surat itu kami sudah antar langsung juga ke Penjabat Bupati saat itu.”
Dalam Isi Surat Pernyataan Penolakan Terhadap Kepala SMP Negeri Satap Oelamasi, atas nama : Ligus A.I. Beis, S.Pd., Gr, terdapat enam (6 ) alasan yang dikemukakan. Surat penolakan tersebut tertanggal, 15 Februari 2025, yang ditandatangani oleh 6 guru, 6 orang tua peserta didik, dan juga ketua komite pada SMP Negeri Satap Oelamasi.
Para guru berharap agar pihak terkait, seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten TTS, dan juga Bupati TTS dapat turun tangan untuk menyelesaikan permasalahan ini. Mereka menginginkan agar kepala sekolah dapat bersikap lebih profesional dan menghargai para guru sebagai rekan kerja.
“Kami berharap agar pihak berwenang dapat mengambil tindakan tegas untuk menyelesaikan masalah ini, Kami ingin agar suasana kerja di sekolah menjadi lebih kondusif dan kami dapat menjalankan tugas kami dengan tenang dan nyaman.” Pungkas para guru
Sementara itu, Kepala SMP Negeri Satap Oelamasi, Ligus A. I. Beis, S.Pd. , Gr, yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon, pada Senin, 3 Maret 2025, sore, menyatakan bahwa persoalan terkait dengan surat penolakan atas dirinya dia sudah menghadap Penjabat Bupati (Drs. Seperius Edison Sipa, M.Si, Red) dan telah menghadap kepala BKPSDMD Kabupaten TTS, Dominggus Banunaek, S.E. , M.Si.
“Kakak terkait dengan surat penolakan dari para guru, ketua komite, dan para orang tua peserta didik saya sudah menghadap Penjabat Bupati dan Kepala BKPSDMD kakak, dan semua bukti sudah ada di sana, sementara surat penolakan itu masih ada di BKPSDMD dan saya menunggu setelah dari BKPSDMD baru sampaikan lagi ke Bapak Sipa.” (Drs. Seperius Edison Sipa, M.Si)
Saat ditanya terkait persoalan apa saja sehingga para guru, ketua komite, dan sejumlah orang tua membuat surat penolakan kepada Bapak selaku kepala sekolah?
“Ada beberapa persoalan tetapi agak sensitif dan dia punya bukti semua saya sudah kasih ke kepala BKPSDMD, Urai Ligus melalui sambungan telepon
Terkait dengan pengaduan dari para guru yang menyampaikan bahwa kepala sekolah menolak untuk melakukan penilaian SKP terhadap mereka?
“Saya melakukan penilaian SKP tapi kan ada beberapa guru yang saya masih tunda karena itu laporan yang mereka buat ada beberapa guru P3K di dalam, kalau saya paksa nilai itu berisiko buat mereka, kan nanti berperilaku buruk karena itu nanti langsung diberhentikan, itu ada dia punya aturan makanya saya masih bangun komunikasi dengan pihak BKD soal ini.”
Hingga berita ini diturunkan, media ini telah berupaya melakukan konfirmasi kepada mantan Penjabat Bupati TTS, Drs. Seperius Edison Sipa, M.Si, dan Kepala BKPSDMD Kabupaten TTS, Dominggus Banunaek, S.E. , M.Si, namun belum berhasil dikonfirmasi.
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.